Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Pembacaan Puisi oleh WS. Rendra

Silakan jika teman-teman ingin menyaksikan lebih banyak lagi video pembacaan puisi oleh WS Rendra, bisa klik  DI SINI

Hakikat Membaca Ekstensif dan Membaca Intensif

Gambar
A.    Hakikat Membaca Ekstensif 1.     Pengertian Menurut Para Ahli -           Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin. (Tarigan, 2008: 31) Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat. -           Dalam Dictionary of Reading (1983:112) disebutkan membaca ekstensif merupakan program membaca yang dilakukan secara luas. Para siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal memiliki baik jenis maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program membaca ekstensif ini sangat besar manfatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya. -           Karena membaca ekstensif merupakan program membaca secara l

Cerpen"Kemarau" karya Andrea Hirata

Gambar
Cerpen Andrea Hirata ( Kompas , 25 Juli 2010) BARANGKALI karena hawa panas yang tak mau menguap dari kamar-kamar sempit yang dimuati tujuh anak. Barangkali lantaran mertua makin cerewet karena gerah. Barangkali karena musim kemarau telanjur berkepanjangan, kampung kami menjadi sangat tidak enak setelah bulan Maret sampai September. Tak ada yang betah di rumah, dan makin menyusahkan karena tak ada hiburan di luar. Adakalanya biduanita organ tunggal meliuk-liuk seperti belut sawah di atas panggung berhias pelepah kelapa di pinggir pantai, lebih menyanyikan maksiat daripada lagu. Tapi itu hanya lama-lama sekali, pun kalau harga timah sedang bagus—yang amat jarang bagus.

Makalah: Pendekatan Mutakhir dalam Pembelajaran Bahasa

PRAKATA Atas ridha Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, kami telah menyelesaikan tugas makalah Teori Pembelajaran Bahasa dan Sastra yang berjudul Pendekatan Mutakhir dalam Pembelajaran Bahasa. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Guna memperlancar penyusunan makalah ini, penyusun telah memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun menyampaikan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Teori Pembelajaran Bahasa dan Sastra yang telah membantu kami memperdalam materi dan teman-teman yang telah memberikan kami dukungan untuk menyelesaikan makalah ini.             Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Agar penyusunan untuk makalah selanjutnya dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca pada u

Cerita Anak: Anak Penggembala dan Serigala

Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya dekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya. Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan memainkan serulingnya. Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana. Tuannya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk membantunya. Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, "Serigala, serigala!&

Merindu Bahu

Seakan nafas pun berontak Berdiam di ulu hati lalu mencekak Gusar, tiada untuk bersandar Ah, aku meradang Memendam rindu pada sebuah bahu Aku terdiam dalam lamunan Tak kuduga aku menyusun aksara Berangan jadi sajak gembira Tepiskan rindu pada bahu itu Sajak gembira nampaknya sekadar angan Ini sajak, sajak kerinduan Meraih masa ketika bersama Pada bahu tempatku berlalu, malam itu Kusandarkan kepala Ia memandang mata Aku tertunduk malu Bersembunyi pada bahu Seketika kuhirup aroma Yang hingga kini tak kulupa Masih jelas, aroma minyak khas Kurasa nyaman dalam sandaran Kurasa erat dalam genggaman Kurasa hangat dalam dekapan Yang kini tinggal angan Masa itu diterbangkan udara Tapi menetap pada kepala Menyisakan memori buatku iri Pada malam, yang ingin kuulang Semarang, 11 April 2014 21:56

Cerpen"Dan Lalu" oleh Djenar Maesa Ayu

D an berjalan tertatih memapah Lalu. Selalu saja terjadi seperti itu. Padahal sebelumnya Dan berniat untuk maju. Tak lagi mengindahkan tangis Lalu di belakangnya yang mendayu-dayu. Tapi untuk kesekian kalinya Dan kalah. Kedua kakinya urung melangkah. Tangis Lalu ibarat tali tambang yang menjerat erat kedua kakinya agar tidak pindah. Dan tak berdaya walaupun sebenarnya sudah merasa teramat sangat jengah. Ketika Dan pertama kali bisa mengingat, itulah awal ia mengenal Lalu. Saat itu Lalu adalah seorang bocah yang masih lugu. Dan ingat betul hari pertama Lalu pergi ke sekolah. Rambutnya yang dikuncir kuda, berpita merah. Tangannya digandeng oleh pembantu. Sementara anak-anak lain datang diantar Ibu. Gerak tubuhnya kaku. Sorot matanya ragu. Lalu seolah tenggelam di dalam lautan orang tua, murid dan guru. Dan juga masih ingat betul semua kejadian di dalam rumah Lalu yang terletak di kawasan mentereng. Di tingkat rumah gedongan itu ada sebuah tempat khusus untuk