FRASE

A.    Pengertian Frase
Frase lazim didefinisikan sebegai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Baik dari definisi pertama maupun yang kedua, bisa dilihat bahwa yang namanya frase itu pasti terdiri lebih dari sebuah kata. Dari definisi tersebut dapat terlihat bahwa frase adalah konstruksi nonpredikatif, artinya hubungan antara kedua unsur yang membentuk frase itu tidak berstruktur subjek-predikat atau predikat-objek. Oleh karena itu, konstruksi kakak belajar dan memakan pisang bukanlah frase. Dari definisi tersebut, terlihat pula bahwa frase adalah konstituen pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Oleh karena itu, dapat dikatakan kelompok-kelompok kata yang berada dalam kotak-kotak fungsi pada contoh berikut, yaitu ayah saya, sedang meminum, kopi pahit dan di depan rumah  adalah frase, sedangkan kata ayah, meminum, dan kemarin bukanlah frase, melainkan kata.
S
P
O
K
Ayah saya
Ayah
sedang meminum
minum
­kopi pahit
kopi
di depan rumah
kemarin

Berbeda degan kata yang tidak diselipi apa-apa, mak hubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain di dalam frase cukup longgar, sehingga ada kemungkinan diselipi unsur lain. Misalnya, frase ayah saya bisa diselipi kata kandung, sehingga menjadi ayah kandung saya, frase sedang meminum dapat diselipi kata ingin, sehingga menjadi frase sedang ingin meminum, dan pada frase kopi pahit dapat diselipi kata yang,
sehingga menjadi frase kopi yang pahit. Proses menyelipkan kata ini tidak bisa dilakukan terhadap kata. Umpamanya ke dalam kata meminum tidak dapat diselipkan kata baru, sehingga menjadi *mebaruminum.



Frase adalah unsur klausa atau satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
Dari batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat:
  1. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih
  2. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu S,P,O,PEL, atau KET.

B. Jenis-Jenis Frase
1.  Frase Endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya.
contoh kalimat: Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan.
Frase dua orang mahasiswa adalah frase endosentrik
Hal ini dapat kita lihat dalam kalimat berikut:
  • Dua orang sedang membaca buku baru di perpustakaan.
  • Mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan.
Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
a.       Frase endosentrik yang koordinatif
  1. Frase endosentrik yang atributif
  2. Frase endosentrik yang apositif
a.    Frase endosentrik yang koordinatif adalah frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara. Kesetaraannya dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Misalnya:
  • suami istri
  • rumah pekarangan
  • belajar atau bekerja
b.      Frase endosentrik yang atributif adalah frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Misalnya :
  • Pembangunan lima tahun
  • pekarangan luas
  • malam ini
Pembangunan, pekarangan, dan malam adalah unsur pusat (UP)
lima tahun, luas, dan ini adalah atribut (Atr)

c.       Frase endosentrik yang apositif adalah frase koordinatif yang komponennya saling merujuk sesamanya, sehingga urutan komponennya dapat dipertukarkan.
Misalnya:
  • Ahmad, anak Pak Satro
  • Yogya, kota pelajar
  • Suharto, Presiden RI
2.       Frase Eksosentrik yaitu frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.
Misalnya:
·         Dia berdagang di pasar
Frase eksosentrik direktif, komponen pertama berupa preposisi, seperti di, ke,dan dari, sedangkan komponen kedua berupa kata.
Misalnya:
·         di pasar
·         ke sekolah
·         dari bunda
Frase eksosentrik nondirektif, komponen pertama berupa artikulus,seperti si dan sang, sedangkan komponen kedua berupa kata berkategori nomina, ajektiva, dan verba.
Misalnya:
·         si miskin
·         sang raja
·         si pemalas

Berdasarkan persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata, frase dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu:
  1. Frase Nominal
  2. Frase Verbal
  3. Frase Bilangan
  4. Frase Keterangan
  5. Frase Depan

Berdasarkan persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata
1. Frase Nominal adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal.
Misalnya:
·         baju baru
  • mahasiswa baru
  • kapal terbang itu
2.     Frase Verbal adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata verbal
Misalnya:
  • akan pergi
  • sudah datang
  • makan dan minum
3.      Frase Bilangan adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata bilangan
Misalnya:
  • tiga ekor
  • lima botol
  • tiga puluh kilogram
4.      Frase Keterangan adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata keterangan
Misalnya:
  • kemarin pagi
  • tadi pagi
  • sekarang ini
5.    Frase Depan (preposisional) adalah frase yang terdiri dari kata depan
Misalnya:
  • ke Jakarta
  • dari desa
  • kepada teman sejawat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Rakyat "Bulusan" yang Berkembang di Daerah Kudus

Hakikat Membaca Ekstensif dan Membaca Intensif

Merindu Bahu